Hai sahabat alam.
Kali ini gue bakal ceritain tentang perjalanan ke gunung Sumbing. Eh, perjalanan apa pendakian ni nyebut nya? :D
Yap, Gunung Sumbing, 3371 MDPL. Gunung tertinggi ke-2 di jawa tengah setelah gunung Slamet.
Di tanggal itu, 29 juli 2014.. Kami memutuskan untuk melakukan pendakian ke Gunung Sumbing, lewat jalur Garung. Di pendakian kali ini, kami ber-6, gue, jeni, arif, ari, meo, ade..
Kisah ini dimulai dari kami sampai di Basecamp Sumbing.
Gile lu Ndrooo.. dinging bingittt.. hahha jam 2 pagi kami sampai di Basecamp Sumbing. Desa garung, Wonosobo. Ya... Wonosobo, di kenal dingin nya tuh brrrr...
Langit udah mulai terang.. Tandanya kami harus siap-siap, packing ulang, sarapan, dan intinya tiap pendakian selalu kami berangkat paling akhir dari basecamp. it's oke wae lah :D
Setelah beres semua, mulailah kami pada yang benar-benar perjalanan.. ia,maksudnya beneran jalan kaki :D
Pagi itu, jam 9'an kami memulai perjalanan.. berjalan yang awalnya melewati pemukiman warga, lanjut di hadapi ladang..
Di sini ladang sangat indah.. dan tiba-tiba aja gue teringat gambar-gambar ladang yang biasa ada di lukisan.. hmmmm.. Awalnya sih gue sangat menikmati, tapi lama-lama ko ya beneran lama yaa..
Ini ladang di telusuri ngga udah-udah.. Dan ternyata ladang dan hutan bambu di sini lumayan panjang jalurnya.
Sebelum masuk ladang ada 2 jalur bercabang.. Ke kanan arah jalur Baru. Dan ke kiri arah jalur Lama.
Tapi kami lebih memilih untuk melewati jalur baru.Karena menurut informasi, banyak pendaki yg lebih memilih jalur kanan/jalur baru. Yang katanya sih lebih landai.. Tapi nyatanya yaa.. hmmmm.. simak dulu aja deh cerita gue ampe abis :D
Jalan terus semakin menanjak.. Kondisi Jalan tanah liat merah, pasir, dan batuan kecil. Setelah melewati ladang pertanian, barulah sampai pada perbatasan hutan. Di sepanjang kawasan ini banyak terdengar suara ayam hutan. dan ternyata memang benar, wilayah ini terdapat beberapa jenis burung dan ayam hutan.
Terus berjalan menyusuri hutan.. Sebelum kita sampe di pos 1, maka kita harus menyebrangi sungai berbatu.. sungai nya ga besar sihh.. Tapi oke juga buat nambah perbekalan..
Duduk-duduk sebentar sambil nunggu si ade yang lagi naek sedikit buat ngambil air, eh entahlahhhhh.. kita orang nemuin gumpalan rambut. Macem rambut rontok gitu. Rambut perempuan panjang. tapi banyak.. menggumpal sampe berbentuk aga bulat, lingkarnya kurang lebih kaya bola kasti mungkin. Rambut itu menyangkut di batu dekat air sungai. Logis nya sih mana ada rambut rontok sebanyak itu. Tapi Positive Thinking aja, walaupun logika berkata lain whahhahahahaaaaa *dagdigdug*
Perjalanan selanjutnya kita akan sampai di pos 2 (gatakan). Di pos ini pendaki dapat mendirikan tenda, karna tanah yang cukup luas. Dan ada sedikit bangunan yang mampu menahan angin ke tenda. Tempat ini cukup terlindung dari hempasan angin kencang. Dan pendaki juga dapat mengambil air yang ga jauh dari pos ini, aga' sedikit menurun ke sungai.
Tapi tempat ini di kenal dengan keangkerannya, konon katanya pendaki yang berkemah di pos ini sering mendapat gangguan sundel bolong. Percaya ga percaya yaa, tapi tetap kita harus menghormati apa saja yang telah menjadi kepercayaan orang terdahulu.
Istirahat secukupnya di pos 2, lalu berkemas dan lanjut lagi menuju Pestan (Pasar Setan). Tempat ini adalah tanah lapang. Sebenernya sih bahaya yaa buat mendirikan tenda di sini, karna ga jarang angin kencang datang. bisa di katakan pestan adalah tempat terbuka yang cukup luas. Menurut cerita, tempat ini sering ada badai yang cukup kencang. Karna kawasan ini sudah tidak ada pohon besar yg dapat menahan angin. Di tempat ini pula jika beruntung konon pendaki akan mencium harum semerbak bunga. Nah, jika bau bunga itu terus tercium maka ada makhluk halus yang mengikuti anda. #gemeter.
Di pestan ini adalah titik bertemu nya antara jalur lama dan jalur baru. Kondisi jalan berupa Tanah merah dan pasir.
Hari mulai sore, kelamaan poto di tempat ini mungkin. hahhaa.. Pemandangan disini sangat cantik.. Pandangan tidak terhalang oleh apapun. dan terasa sangat dekat dengan gunung sebelah, Sindoro. Sayang rasanya kalo kita lewati begitu saja tanpa ada kenangan :D
Kabut mulai turun, dan kami memutuskan untuk berkemah disini, Dengan konsekuensinya yaaaaa anginnya itu loh.. Beuuuhhhhh..
Kita jalan lagi jam4 pagi. Langit yang masih gelap, dan angin yg langsung nusuk badan, tapi kita harus tetep jalan..
OK, Headlamp, jaket, dan permen kayanya udah siap nih buat nemenin jalan. Selanjutnya kita bakal nemuin Plang Pasar watu, dimana banyak batu berserakan di sepanjang jalan ini..
Terus berjalan dan semakin menanjak. Batu nya pada ngelawan, di injek malah kabur-kaburan tu batu :D
setelah berjalan terus, kita akan menemui tempat yang namanya Watu kotak.. Disini ada batu yang berdiri berukuran sangat besar, dan ya memang kotak bentuknya. Bukan KotakBand yeeee :D
Nah disini nih kita di PHP'in ama jalanan.. Dari Pestan sampe ke puncak, jalannya tu PHP hahahahahaaa.. Naeekkkkk... turunnnnnn, naeekkkkk, turuuunnnnn.. yassalammm :s.
Di watu kotak ini ada lahan untuk mendirikan beberapa tenda.. Disini angin sedikit tertahan karna banyak bebatuan.
Terus berjalan, naik, turun, naik lagi, turun lagi, dan naiikkkkkk.. Dan alhamdulilah, sampailah kita di puncak Buntu.
Perjalanan menuju puncak sangat terjal. Jalan bebatuan, pasir. Sebaiknya pendaki berhati-hati saat melewati wilayah ini, karna batu mudah jatuh dan gelinding ke bawah.
Ga lupa kita berfoto ria di tempat ini.. Jangan sampai melewatnya moment ini, karna disini puncak Gunung Sumbing bersanding sebelahan dengan puncak Gunung Sindoro. Dan tentunya cantik dengan berhias awan-awan yang tebal.
Perjalanan ga cukup sampe puncak aja, tapi kita harus memepersiapkan diri dan tenaga untuk turun ke pestan lagi, dan berkemas membereskan tenda yang masih berdiri kokoh layaknya kontrakan #ehh.
Dalam perjalanan turun ke Pestan, dibagi jadi 2 kelompok. ada yang belok kiri arah kawah Sumbing, dan gue beserta 2 orang lagi milih buat turun ke pestan.
Menurut cerita temen gue yang ke kawah, disana menemukan sebuah makam.. seperti makam bayi.. kecil.
Ga di kubur pake tanah, tapi di tumpuk dengan bebatuan..
Makam itu susah di jamah oleh pendaki, terpencil.. mereka bertiga aja harus susah payah manjatin batu dulu, baru deh nemuin makam diatas awan itu.
Entah itu makam siapa. Tapi gue jadi inget, saat dalam perjalanan naik sebelum sampe pestan, gue ketiduran pas lagi istirahat. tidur sebentar, mungkin 5menit.. tapi gue di mimpiin lagi maenan sama anak kecil..
Ada kaitannya ama makam yg di temuin temen gue itu kah???? hmmmmm... wallahualam.
Oke, setelah semua ngumpul di tenda, beres-beres buat turun sampe basecamp. Emang udah terprediksi kita pasti bakalan trek malem..
Menghormati adzan maghrib, kita pun berenti dulu.. yaaa biasa, sambil becanda-becanda biar lupa ama udara dingin. hahhaa..
Hmmm.. turun juga ga gampang.. masih banyak batu nakal nya. hatii-hati kepleset deh yaaa....
Gelap, dingin, jalan licin pasir bercampur bebatuan, ga berenti berdoa dalam hati, karna biar bagaimanapun tujuan utama adalah kembali kerumah dengan selamat.
Penerangan yang sangat kurang, karna tiba2 aja headlamp yang waras tu cuma ada 2. Pelaannnnnn kita jalan.
Merapatkan barisan supaya ga ada yg ketinggalan. Dan sampailah di pos 2, nunduk aja deh gue disini.. terus jalan dan terus berdoa. Diantara lebatnya hutan, terselip angin berhembus yg menusuk badan.
Setelah lama berjalan, sampailah pada pos 1..
Lewat dari pos 1, bertemu lagi dengan sungai kecil yang membentang. Dannnnn... rambut itu pun masih menempel di tempat yang sama seperti awal pertama gue liat. Masih terus berjalan, bertemu lagi dengan hutan bambu.. Sedikit lebih mencekam sih.. karna sudah hampir tengah malam, udah ga ada pendaki lain lagi selain kelompok kami.
dan panjangnya rute hutan bambu ini ngebuat kita ngerasa semakin lama jalan diantara bambu-bambu ini..
Di tengah perjalanan, terdengar suara injakan ranting kering, mengikuti langkah kaki gue. gue coba berenti,
suara itu pun ikut berenti.. disaat gue jalan cepet, suara itu pun ikut cepet. sampe akhirnya kita semua jalan berpegangan satu dan yang lain nya..
hutan bambu ini tak kunjung habis. Dan, waktu menunjukan jam 11 malam, akhirnya kita sampai pada pemukiman warga.. Betapa lega nya perasaan gue saat tau udah sampe di pemukiman warga.
Jalan terus, dan alhamdulilah.. sampailah kami kembali di basecamp sumbing.
Thanks to ALLAH SWT.
RiniSept_bekasi.
Kali ini gue bakal ceritain tentang perjalanan ke gunung Sumbing. Eh, perjalanan apa pendakian ni nyebut nya? :D
Yap, Gunung Sumbing, 3371 MDPL. Gunung tertinggi ke-2 di jawa tengah setelah gunung Slamet.
Di tanggal itu, 29 juli 2014.. Kami memutuskan untuk melakukan pendakian ke Gunung Sumbing, lewat jalur Garung. Di pendakian kali ini, kami ber-6, gue, jeni, arif, ari, meo, ade..
Kisah ini dimulai dari kami sampai di Basecamp Sumbing.
basecamp sumbing. |
depan basecamp sumbing. berdiri gagah si Sindoro. |
Langit udah mulai terang.. Tandanya kami harus siap-siap, packing ulang, sarapan, dan intinya tiap pendakian selalu kami berangkat paling akhir dari basecamp. it's oke wae lah :D
Setelah beres semua, mulailah kami pada yang benar-benar perjalanan.. ia,maksudnya beneran jalan kaki :D
Pagi itu, jam 9'an kami memulai perjalanan.. berjalan yang awalnya melewati pemukiman warga, lanjut di hadapi ladang..
Di sini ladang sangat indah.. dan tiba-tiba aja gue teringat gambar-gambar ladang yang biasa ada di lukisan.. hmmmm.. Awalnya sih gue sangat menikmati, tapi lama-lama ko ya beneran lama yaa..
Ini ladang di telusuri ngga udah-udah.. Dan ternyata ladang dan hutan bambu di sini lumayan panjang jalurnya.
Sebelum masuk ladang ada 2 jalur bercabang.. Ke kanan arah jalur Baru. Dan ke kiri arah jalur Lama.
Tapi kami lebih memilih untuk melewati jalur baru.Karena menurut informasi, banyak pendaki yg lebih memilih jalur kanan/jalur baru. Yang katanya sih lebih landai.. Tapi nyatanya yaa.. hmmmm.. simak dulu aja deh cerita gue ampe abis :D
Jalan terus semakin menanjak.. Kondisi Jalan tanah liat merah, pasir, dan batuan kecil. Setelah melewati ladang pertanian, barulah sampai pada perbatasan hutan. Di sepanjang kawasan ini banyak terdengar suara ayam hutan. dan ternyata memang benar, wilayah ini terdapat beberapa jenis burung dan ayam hutan.
Setelah ini, kita akan memasuki hutan pinus. Dan jika beruntung, apabila naik malam hari kita bakalan ditemenin ama orang yang seusia dan berjenis kelamin sama, dengan pakaian putih. Kita bakal ditemenin kalau terpisah dari kelompok dan bakal ditemenin sampai gabung lagi sama kelompok. Tapi sayangnya, saat kita ajak ngobrol, dia tidak akan menjawab dan selalu diam.
Terus berjalan menyusuri hutan.. Sebelum kita sampe di pos 1, maka kita harus menyebrangi sungai berbatu.. sungai nya ga besar sihh.. Tapi oke juga buat nambah perbekalan..
Duduk-duduk sebentar sambil nunggu si ade yang lagi naek sedikit buat ngambil air, eh entahlahhhhh.. kita orang nemuin gumpalan rambut. Macem rambut rontok gitu. Rambut perempuan panjang. tapi banyak.. menggumpal sampe berbentuk aga bulat, lingkarnya kurang lebih kaya bola kasti mungkin. Rambut itu menyangkut di batu dekat air sungai. Logis nya sih mana ada rambut rontok sebanyak itu. Tapi Positive Thinking aja, walaupun logika berkata lain whahhahahahaaaaa *
Tapi tempat ini di kenal dengan keangkerannya, konon katanya pendaki yang berkemah di pos ini sering mendapat gangguan sundel bolong. Percaya ga percaya yaa, tapi tetap kita harus menghormati apa saja yang telah menjadi kepercayaan orang terdahulu.
pos 2 (gatakan) |
Istirahat secukupnya di pos 2, lalu berkemas dan lanjut lagi menuju Pestan (Pasar Setan). Tempat ini adalah tanah lapang. Sebenernya sih bahaya yaa buat mendirikan tenda di sini, karna ga jarang angin kencang datang. bisa di katakan pestan adalah tempat terbuka yang cukup luas. Menurut cerita, tempat ini sering ada badai yang cukup kencang. Karna kawasan ini sudah tidak ada pohon besar yg dapat menahan angin. Di tempat ini pula jika beruntung konon pendaki akan mencium harum semerbak bunga. Nah, jika bau bunga itu terus tercium maka ada makhluk halus yang mengikuti anda. #gemeter.
Di pestan ini adalah titik bertemu nya antara jalur lama dan jalur baru. Kondisi jalan berupa Tanah merah dan pasir.
Hari mulai sore, kelamaan poto di tempat ini mungkin. hahhaa.. Pemandangan disini sangat cantik.. Pandangan tidak terhalang oleh apapun. dan terasa sangat dekat dengan gunung sebelah, Sindoro. Sayang rasanya kalo kita lewati begitu saja tanpa ada kenangan :D
Kabut mulai turun, dan kami memutuskan untuk berkemah disini, Dengan konsekuensinya yaaaaa anginnya itu loh.. Beuuuhhhhh..
Siluet @pestan |
Dan Sindoro nongol ikut narsis dibelakang kita #eh |
Gue narsis dulu dhh.. hahha. |
Kita jalan lagi jam4 pagi. Langit yang masih gelap, dan angin yg langsung nusuk badan, tapi kita harus tetep jalan..
OK, Headlamp, jaket, dan permen kayanya udah siap nih buat nemenin jalan. Selanjutnya kita bakal nemuin Plang Pasar watu, dimana banyak batu berserakan di sepanjang jalan ini..
Terus berjalan dan semakin menanjak. Batu nya pada ngelawan, di injek malah kabur-kaburan tu batu :D
Nah disini nih kita di PHP'in ama jalanan.. Dari Pestan sampe ke puncak, jalannya tu PHP hahahahahaaa.. Naeekkkkk... turunnnnnn, naeekkkkk, turuuunnnnn.. yassalammm :s.
Di watu kotak ini ada lahan untuk mendirikan beberapa tenda.. Disini angin sedikit tertahan karna banyak bebatuan.
Watu kotak, Nanjak teyussss :D |
Terus berjalan, naik, turun, naik lagi, turun lagi, dan naiikkkkkk.. Dan alhamdulilah, sampailah kita di puncak Buntu.
Perjalanan menuju puncak sangat terjal. Jalan bebatuan, pasir. Sebaiknya pendaki berhati-hati saat melewati wilayah ini, karna batu mudah jatuh dan gelinding ke bawah.
Ga lupa kita berfoto ria di tempat ini.. Jangan sampai melewatnya moment ini, karna disini puncak Gunung Sumbing bersanding sebelahan dengan puncak Gunung Sindoro. Dan tentunya cantik dengan berhias awan-awan yang tebal.
Hhhoooaammmmm... |
Puncak Buntu. |
Kura-kura Adventure @puncak sumbing |
Merdeka yahhhh.. :D |
Perjalanan ga cukup sampe puncak aja, tapi kita harus memepersiapkan diri dan tenaga untuk turun ke pestan lagi, dan berkemas membereskan tenda yang masih berdiri kokoh layaknya kontrakan #ehh.
Dalam perjalanan turun ke Pestan, dibagi jadi 2 kelompok. ada yang belok kiri arah kawah Sumbing, dan gue beserta 2 orang lagi milih buat turun ke pestan.
Menurut cerita temen gue yang ke kawah, disana menemukan sebuah makam.. seperti makam bayi.. kecil.
Ga di kubur pake tanah, tapi di tumpuk dengan bebatuan..
Makam itu susah di jamah oleh pendaki, terpencil.. mereka bertiga aja harus susah payah manjatin batu dulu, baru deh nemuin makam diatas awan itu.
Entah itu makam siapa. Tapi gue jadi inget, saat dalam perjalanan naik sebelum sampe pestan, gue ketiduran pas lagi istirahat. tidur sebentar, mungkin 5menit.. tapi gue di mimpiin lagi maenan sama anak kecil..
Ada kaitannya ama makam yg di temuin temen gue itu kah???? hmmmmm... wallahualam.
Oke, setelah semua ngumpul di tenda, beres-beres buat turun sampe basecamp. Emang udah terprediksi kita pasti bakalan trek malem..
Menghormati adzan maghrib, kita pun berenti dulu.. yaaa biasa, sambil becanda-becanda biar lupa ama udara dingin. hahhaa..
Hmmm.. turun juga ga gampang.. masih banyak batu nakal nya. hatii-hati kepleset deh yaaa....
Gelap, dingin, jalan licin pasir bercampur bebatuan, ga berenti berdoa dalam hati, karna biar bagaimanapun tujuan utama adalah kembali kerumah dengan selamat.
Penerangan yang sangat kurang, karna tiba2 aja headlamp yang waras tu cuma ada 2. Pelaannnnnn kita jalan.
Merapatkan barisan supaya ga ada yg ketinggalan. Dan sampailah di pos 2, nunduk aja deh gue disini.. terus jalan dan terus berdoa. Diantara lebatnya hutan, terselip angin berhembus yg menusuk badan.
Setelah lama berjalan, sampailah pada pos 1..
Lewat dari pos 1, bertemu lagi dengan sungai kecil yang membentang. Dannnnn... rambut itu pun masih menempel di tempat yang sama seperti awal pertama gue liat. Masih terus berjalan, bertemu lagi dengan hutan bambu.. Sedikit lebih mencekam sih.. karna sudah hampir tengah malam, udah ga ada pendaki lain lagi selain kelompok kami.
dan panjangnya rute hutan bambu ini ngebuat kita ngerasa semakin lama jalan diantara bambu-bambu ini..
Di tengah perjalanan, terdengar suara injakan ranting kering, mengikuti langkah kaki gue. gue coba berenti,
suara itu pun ikut berenti.. disaat gue jalan cepet, suara itu pun ikut cepet. sampe akhirnya kita semua jalan berpegangan satu dan yang lain nya..
hutan bambu ini tak kunjung habis. Dan, waktu menunjukan jam 11 malam, akhirnya kita sampai pada pemukiman warga.. Betapa lega nya perasaan gue saat tau udah sampe di pemukiman warga.
Jalan terus, dan alhamdulilah.. sampailah kami kembali di basecamp sumbing.
Thanks to ALLAH SWT.
RiniSept_bekasi.